Laporan Praktikum
Mikrobiologi Parasitologi
![]() |
DISUSUN OLEH
Mahesi
Pangesti (17141058B)
Luciana Yuanita B B (17141060B)
Panji Krisna (17141061B)
Yustina Iyus
(17141062B)
D3 FARMASI
UJI SENSITIVITAS MIKROB TERHADAP ANTIBIOTIK DENGAN METODE DILUSI
I.
ACARA :
Uji sensitivitas mikrob terhadap antibiotik dengan metode
dilusi.
II.
TUJUAN :
Menentukan
MIC (Minimal Inhition Concentration) = KHM (Konsentrasi Hambat Minimal) atau
Konsentrasi terendah sediaan yang dapat menghambat dan MKC (Minimal Killing
Concertation) = KBM (Konsentrasi Bunuh Minimal) atau konsentrasi terendah
sediaan ya ang
dapat membunuh suatu mikrob.
III.
PRINSIP :
Setiap
agensia kimia terutama antibiotic mempunyai mekanisme atau daya hambat dan atau
daya bunuh yang berbeda pada kadar
tertentu terhadap suatu mikrob.
IV.
DASAR TEORI :
Mekanisme atau daya kerja setiap antibiotik atau sediaan
berbeda pada dosis tertentu terhadap mikrob. Oleh karena itu penentuan MIC dan
MKC suatu antibiotik berguna dalam pemilihn dan penggunaan efektivitas obat.
Konsentrasi
hambat minimun (minimum
inhibitori concentration , MIC ) suatu
obat antimikroba adalah konsentrasi terendah obat tersebut yang masih mampu
menghambat pertumbuhan organisme ( yang tampak baik dengan mata atau
instrumen). Pengetahuan tentang MIC suatu antimikroba, proto pemberian, dan
kadar antimikroba yang dapat dicapai secara klinis ditempat infeksi
memungkinkan kita mengklasifikasi organisme sebagai rentan ( S ) , intermediat
(I), atau resisten ( R) terhadap antimikroba yang diperiksa .
MIC suatu obat antimikroba yang dapat
ditentukan dengan
penggunaan serangkaian tabung reaksi, yang masing-masing mengandung medium
pertumbuhan ditambah antimikroba dengan konsentrasi meningkat bertahap. Selain
itu MIC dapat ditentukan dengan menggunakan prinsip yang sama dalam format
miniatur ( misal, sumur pada baki mikroliter, atau ruang-ruang kecil disebuah
kartu plastik jernih).
Menggunakan 1 seri tabung reaksi
yang diisi media cair dan jumlah zat tertentu sel mikroba yang di uji. Kemudian
masing–masing tabung di isi dengan bahan yang telah di encerkan secara serial. Selanjutnya
seri tabung di inkubasi pada suhu 37 C selama 18-24 jam dan diamati terjadinya
kekeruhan pada tabung. Konsentrasi yang rendah bahan pada tabung yang
ditunjukan dengan hasil biakan yang mulai tampak jernih
( tidak ada pertumbuhan mikroba) adalah KHM
dari bahan uji. Konsentrasi terendah pada obat pada biakan padat yang
ditunjukan dengan tidak adanya pertumbuhan koloni mikroba adalah KBM dari bahan
terhadap bakteri uji. Konsentrasi terendah dari antibiotik yang membunuh
99,9% inokulum bakteri disebut Kadar Bunuh Minimal (KBM) atau Minimum Killing
Concentration (MCK).
Resistensi bakteri adalah suatu
sifat tidak terganggunya kehidupan sel bakteri oleh antimikrobia. Secara umum
resistensi di bagi dalam 3 kelompok:
§
Resistensi genetic
Terjadi mutasi spontan pada gen bakteri sehingga terjadi perubahan pada
bakteri yang semula sensitive terhadap suatu antimikrobia menjadi resisten.
Bakteri dapat berubah menjadi resisten akibat memperoleh suatu elemen pembawa
factor resisten. Cara transformasi factor resisten bakteri terjadi dengan jalan
bekteri menginporlasi factor resisten langsung dari media sekitarnya
(lingkungan).
§
Resisten non genetic
Bakteri dalam keadaan istirahat, biasanya tidak
dipengaruhi oleh antimikrobia bakteri. Bakteri ini dikenal sebagai “persistem”.
Bila berubah menjadi aktif kembali, bakteri kembali bersifat sensitive terhadap
antimikroba semula
§
Resistensi silang
Resistensi silang adalah keadaan resisten terhadap antimikroba yang juga
memperlihatkan sifat resisten terhadap antimikroba yang lain. Pada resisten
silang, sifat resistensi ditentukan oleh suatu lokusgenetic. Resistensi silang
biasanya terjadi antara antimikrobia dengan struktur yang hampir sama, misalnya
antara beberapa derivat tetetrasiklin.
Mekanisme resisten kuman terhadap
antibiotik ada 5 yaitu :
1.
Perubahan tempat kerja obat pada mikroba.
2.
Mikroba menurunkan permeabilitasnya sehingga obat sulit masuk ke dalam sel.
3. Mikroba
membentuk jalan pintas untuk menghindari tahap yang dihambat oleh mikroba.
4.
Meninggkatkan produk enzim yang dihambat oleh antimikroba.
5.
Inaktivasi oleh mikroba
Mekanisme kerja sebagian besar
antibiotik dapat dibagi menjadi 5 cara:
a.
Perusakan
dinding sel
Bakteri memiliki lapisan luar yang
kaku, disebut dinding sel yang dapat mempertahankan bentuk bakteri dan
melindungi membran protoplasma di bawahnya
b. Perubahan permeabilitas
sel
Membran sitoplasma mempertahankan bahan-bahan tertentu di dalam sel serta
mengatur aliran keluar masuknya bahan-bahan lain. Membran memelihara integritas
komponen-komponen seluler. Kerusakan pada membran ini akan mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel
c.
Perubahan
molekul protein dan asam nukleat
Hidup suatu sel bergantung pada terpeliharanya molekul-molekul protein dan
asam-asam nukleat dalam keadaan alamiahnya. Suatu antibakteri dapat mengubah
keadaan ini dengan mendenaturasikan protein dan asam-asam nukleat sehingga
merusak sel tanpa dapat diperbaiki lagi. Salah satu antibakteri yang bekerja
dengan cara mendenaturasi protein dan merusak membrane sel adalah fenolat dan
persenyawaan fenolat
d.
Penghambatan kerja enzim
Setiap enzim yang ada di dalam sel merupakan sasaran potensial bagi bekerjanya
suatu penghambat. Penghambatan ini dapat mengakibatkan terganggunya metabolisme
atau matinya sel
e.
Penghambatan
sintesis asam nukleat dan protein
DNA, RNA dan protein memegang peranan amat penting di dalam proses
kehidupan normal sel. Hal ini berarti bahwa gangguan apapun yang terjadi pada
pembentukan atau pada fungsi zat-zat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan
total pada sel .
Kloramfenikol
( INN ) adalah bakteriostatik antimikroba. Merupakan antibiotik spektrum luas.
Kloramfenikol termasuk ke dalam golongan antibiotik penghambat sintesis protein
bakteri. Kloramfenikol diisolasi pertama kali pada tahun 1947 dari Streptomyces
venezuelae terisolasi oleh David Gottlieb, dan diperkenalkan ke dalam praktik
klinis pada tahun 1949, di bawah nama dagang Chloromycetin. Ini adalah yang
pertama antibiotik akan diproduksi secara sintetis dalam skala besar. Karena
ternyata Kloramfenikol mempunyai daya antimikroba yang kuat maka penggunaan
Kloramfenikol meluas dengan cepat sampai pada tahun 1950 diketahui bahwa
Kloramfenikol dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal. Karena fungsi
dengan menghambat bakteri protein sintesis, kloramfenikol memiliki spektrum
yang sangat luas kegiatan ini aktif terhadap Gram-positif bakteri (termasuk strain
sebagian besar MRSA ), Gram-negatif dan bakteri anaerob.
Salmonella adalah
suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat
yang menyebabkan tifoid, paratifod, dan penyakit foodborne.
Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli
patologi Amerika,
walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith(yang
terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi.
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit
yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella
menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh
Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis
adalah diare,
keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang
terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga
serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S.
typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi menyebabkan penyakit demam
tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis,
yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi
demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya
menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi
Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan
kandungannya serta orang lanjut usia.
V.
ALAT DAN BAHAN :
§ 10 tabung reaksi
steril
§ Biakan Salmonella typhi
§ Pengencer antibiotic LDF
§ Antibiotic kloramfenikol
§ Media BHI atau Muller
Hinton Broth
§ Media BSA atau Bismuth
Sulfit Agar
§ Cawan petri
§ Pipet ukur
§
Syringe
VI.
CARA KERJA :
PENENTUAN KHM
·
Ambil 10 tabung reaksi diberi label
1-10
· Tambahkan 1
cc LDF pada tabung reaksi no.2-9
· Tambahkan 2 cc antibiotik kloramphenicol pada tabung reaksi no.1 dan 1 cc pada tabung no. 2 dan no.3 setelah itu
tabung reaksi no.2 & no.3 dihomogenkan dengan cara ditepuk-tepuk minimal 25 kali.
· No.3
dihomogenkan diambil 1 ml masukkan no.4
· No.4
dihomogenkan diambil 1 ml masukkan no.5
· No.5
dihomogenkan diambil 1 ml masukkan no.6
· No.6
dihomogenkan diambil 1 ml masukkan no.7
· No.7
dihomogenkan diambil 1 ml masukkan no.8
· No.8
dihomogenkan diambil 1 ml masukkan no.9
· No.9
dihomogenkan diambil 1 ml lalu buang
· Tambahkan 1
cc suspensi salmonella typosa pada
tabung reaksi no.2-9 dan 2cc pada tabung reaksi no.10
· Ikat dan
bungkus dengan koran lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruangan
· Setelah 24
jam kemudian lihat masing-masing tabung reaksi,lalu amati kejernihan pada tabung untung menentukan KHM. (Tabung jernih dengan no.
Terakhir menunjukan konsentrasi KHM)
PENENTUAN KBM
·
Bagi daerah cawan petri steril
menjadi sejumlah tabung yang jernih.
·
Inokulasikan masing masing
bakteri pada tabung jernih dalam cawan petri dengan perataan menggunakan ose
steril, bungkus dengan kertas koran.
·
Inkubasi cawan petri pada suhu 370C
selama 24 jam.
·
Amati daerah cawan petri yang
membentuk koloni bakteri untuk menentukan KBM. (Daerah dengan no. Terakhir yang
tidak ditumbuhi koloni bakteri digunakan untuk menentukan konsentrasi KBM)
TABEL KONSENTRASI
No
|
Antibiotik
|
Pengencer
|
Konsetrasi (μg/ml)
|
1
|
2ml kadar 200 μg/ml
|
-
|
Kontrol negativ
|
2
|
1ml kadar 200 μg/ml
|
-
|
200
|
3
|
1ml kadar 200 μg/ml
|
1ml
|
100
|
4
|
1ml dari tabung III
|
1ml
|
50
|
5
|
1ml dari tabung IV
|
1ml
|
25
|
6
|
1ml dari tabung V
|
1ml
|
12,5
|
7
|
1ml dari tabung VI
|
1ml
|
6,25
|
8
|
1ml dari tabung VII
|
1ml
|
3,125
|
9
|
1ml dari tabung VIII
|
1ml
|
1,5625
|
10
|
1ml dari tabung IX
|
-
|
Kontrol positiv
|
VII.
HASIL PENGAMATAN

VIII.
PEMBAHASAN :
Tujuan
praktikum ini adalah praktikan dapat melakukan penentuan MIC dan MBC suatu
antibiotik menggunakan teknik dilusi. MIC (Minimum Inhibitory Cincentration)
adalah konsentrasi terendah dari antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme, sedangkan MKC (Minimum killing Concentration) adalah konsentrasi
terendah dari antibiotik yang dapat berfungsi untuk membunuh mikroorganisme.
Parameter antara MIC dan MKC berbeda, untuk MIC parameternya yaitu kejernihan pada
tabung reaksi sedangkan untuk MKC parameternya yaitu tidak adanya pertumbuhan
koloni bakteri pada cawan steril.
Bakteri yang digunakan adalah bakteri salmonella denagn antibiotik
kloramfenikol (200μg/ml). Untuk pengencer antibiotik digunakan LDF (larutan
dapar fosfat) yang berfungsi mempertahankan PH larutan antibiotik, larutan ini
hanya dapat digunakan sebagai pengencer khusus antibiotik . Sedangkan media
yang digunakan dalam cawan petri untuk mengetahui KBM digunakan media BSA (
bismuth sulfit agar) yang mempunyai sifat selektif terhadap bakteri salmonella.
Praktikum kali ini digunakan kontrol positif (+) serta kontrol (-). Kontrol positif berisi
bakteri yang bertujuan untuk mengamati pertumbuhan bakteri. Untuk kontrol
negatif hanya berisi media antibiotik yang
digunakan sebagai pembanding tingkat parameter kejernihan. Dalam praktikum yang digunakan sebagai kontrol negatif yaitu tabung reaksi
no.1 sedangkan kontrol positif tabung reaksi no.10
Setelah didiamkan selama 24 jam pada suhu ruangan maka akan terlihat
kekeruhan pada sebagian tabung reaksi. KHM ditentukan dari tabung jernih yang mempunyai nomor paling akhir . Kemudian
tabung yang jernih digunakan pada tahapan penentuan KBM dimana setiap tabung
yang jernih diinokulasikan pada media BSA dengan menggunakan ose steril dan
dekat dengan lampu bunsen. Dalam melakukan inokulasi tehniknya harus benar jika
salah maka akan berdampak pada hasilnya yaitu tidak akan terbentuk koloni
bakteri dan harus sesuai dengan daerah masing masing (tidak mendekati atau
melebihi garis batas masing masing nomor) untuk mempermudah pengamatan
terbentuknya koloni. KBM ditentukan dari nomor terakhir media BSA yang jernih /
tidak ada pertumbuhan koloni bakteri.
XI. KESIMPULAN :
Hasil
pengamatan yang menunjukkan kejernihan ada pada tabung reaksi
nomor 1-5.
KHM ditunjukan oleh tabung nomor 5 dengan kadar 25μg/ml , yang artinya
konsentrasi antibiotik kloramfenikol minimal yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri adalah 25μg/ml.
Hasil pengamatan yang menunjukan kejernihan pada cawan petri adalah nomer 1
& 2.
KBM ditunjukan oleh daerah cawan petri nomer 2 dengan kadar 200μg/ml , yang
artinya konsentrasi antibiotik kloramfenikol minimal yang mampu membunuh
bakteri adalah 200μg/ml.
0 komentar:
Posting Komentar